This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Praktikum TLI


1.                   PENDAHULUAN
      1.1   Latar  Belakang
Seperti pada invertebrata dan vertebrata lain, ikan juga mengandalkan sistem  komunikasi multisensori untuk interaksi sosial dan seksualnya. Salah satu indra yang menggunakan dalam interaksi ikan baik terhadap lingkungan maupun pendeteksian adanya makanan adalah indra penciuman. Indra penciuman sangat berpengaruh terhadap keterlangsungan hidup ikan. Respon penciuman berasal dari rangsang kimiawi berupa bau yang ditimbulkan oleh mangsa maupun lingkungan. Reseptor pemciuman sangat peka terhadap asam amino. Namun, reseptor perasa (gustatory) memiliki respon yang relatif kecil terhadap asam amino (Purbayanto, 2010).
Respon penciuman p. maculatus terhadap perbedaan formulasi umpan buatan tidak berbeda nyata (nilai sign 0,19 > 40,05). Tahapan arousal, searching, dan finding pada amasing- masing formulasi umpan berbeda nyata (nilai sign 0,00 < 40,05). Hal ini menunjukkan bahwa respon penciuman p. maculatus terhadap perbedaan formulasi umpan buatan adalah sama, namun terhadap perbedaan tahhapan respon penciuman karena kandungan kimia yang dikeluarkan dari masing- masing umpan berbeda (Priyadi dan Meilisza, 2008).
Indra penciuman ikan yaitu sel- sel epitel peniuman berbentuk dalam lekuk hidung. Tiap sel epitel penc iuman terdiri dari 8 helai filamen rambut berfungsi sebagai alat deteksi zat kimia, memiliki specktrum sensivitas yang berbeda. Amphioxus belum mampu membedakan bau, cyclostoma telah mempunyai kantung indra pencium  dan rongga hidungnya. Pada ikan bertulanng rawan lekuk hidung terdapat pada saluran pernapasan (Ratnawulan, 2011).
    1.2   Maksud dan Tujuan
Maksud dari praktikum Tingkah Laku Ikan materi rspon penciuman adalah agar praktikan mengetahui dan menjelaskan bagaimana respon ikan terhadap rangsangan bau yang ditimbulkan suatu objek yang berbeda.
Tujuan dari praktikum Tingkah Laku Ikan materi respon ikan terhadap rangsangan bau yang ditimbulkan suatu objek yang berbeda.

    1.3   Waktu dan Tempat
Praktikum Tingksh Laku Ikan respon penciuman dilaksanakan pada hari jum’at, tanggal 9 Desember  2011 pukul 09.00- 10.00 WIB di laboratorium Pengangkapan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya, Malang.


4. PEMBAHASAN

4.1  Data Hasil Pengamatan

Adapun data hasil pengamatan yang diperoleh saat praktikkum Tingkah Laku Ikan materi respon penciuman adalah sebagai berikut:

Fase
Waktu dan tingkah laku
Umpan udang
Umpan cumi- cumi
Umpan ikan
Arousal (ikan teramngsang oleh bau umpan
Ikan tidak bergerak sama sekali /tidak mendekati umpan
Ika berenang kemudian kembali ke start area lagi selama 1 menit 39 detik
Ikan dari arousal area bergerak cepat menuju ke searching area selama 26 detik
Searching (ikan mulai mencari umpan)
Ikan masih tetap di start area dan tidak mendekati umpan
Ikan mencari umpan, selama 8 menit 21 detik. Ikan mulai mondar- mandir
Di searching area ikan mulai mondar- mandir mencari umpan lalu menuju ke finding area selama 16 detk
Finding (ikan telah menemukan umpan)
Ikan masih tidak tertarik pada umpan. Jadi ikan tidak sampai ke finding area
Menemukan dan mendekati umpan tapi umpan tidak dimakan
Di finding area ikan hanya mengelilingi umpan dan tidak memakan umpan selama 10 menit
Total waktu
0 detik
9 menit 50 detik
10 menit 42 detik


4.2 analisa Prosedur
                Dalam melakukan praktikum Tingkah Laku Ikan materi respon penciuman langkah pertama adalah menyiapkan alat dan bahan. Setellah disiapkan alat dan bahan, ikan dipindah kan dari bak ke akuarium dengan serok, setelah itu setelah dibiarkan setelah itu dibiarkan ikan tersebut selama 5 menit. Setelah dibiarkan, ikan digiring menuju ujung akuarium – start area dengan sekat perlakuan. Dibiarkanikan selama 5 menit. Setelah itu dipasang 3 umpan (ikan, cumi- cumi, dan udang) pada fase finding pada masing- masing akuarium. Sdetelah itu, dibuka sekat perlakuan tersebut dan dinyalakan stopwatch. Diamati dan dicatata waktu pada tingkah laku ikan pada fase arousal, searching dan finding.

 4.3 Analisa Hasil
              Pada prtaktikum Tingkah Laku Ikan materi respon penciuman didapatkan umpan yang berbeda disebabkan dengan penggunaan umpan yang berbeda pula.
                   Pada akuarium 1 dengan umpan udang vannamei didapatkan hasil yaitu pada fase arousal ikan tidak bergerak sama sekali/ tidak mendekati umpan, fase searching ikan masih tetap di start area dan tidak mendekati umpan, fase finding ikan masih tidak tertarik pada umpan. Jadi ikan tidak sampai finding.
              Pada akuarium 2 dengan umpan cumi- cumi didapatkan hasil pada tiap fase yaitu fase arousal ikan berenang kemudian kembali ke start area lagi selama 1 meit 39 detik, 21 detik ikan mondar- mondar, fase finding ikan menemukan dan mendekati umpan tetapi umpan tidak dimakan (uptake). Total waktu 9 menit 50 detik.
       Pada akuarium 3 dengan umpan ikan mata besar didapatkan hasil pada tiap fase yaitu fase arousal bergerak cepat menuju ke searching area selama 26 detik, fase searching ikan selama 16 detik, fase searching ikan mulai mondar- mandar mencari umpan lalu menuju ke finding area selama 16 detik, fase finding. Total waktunya yaitu 10 menit 42 detik.